Kamis, 23 Januari 2014

CERITA NABI MUSA A.S

Salah satu kesombongan manusia adalah ketika ia merasa lebih hebat dari orang lain. Nabi Musa pun sempat merasa dialah yang paling mengetahui segala sesuatu. Allah menegur Nabi Musa, “Hai, Musa, ada hamba-Ku yang lebih pandai daripada dirimu.”
Nabi Musa penasaran dan bertanya, “Siapakah dia, ya Allah?”
“Carilah dia di tempat bertemunya dua lautan.”

Nabi Musa mencari orang yang dimaksud. Ia mengajak Yusya bin Nun, muridnya. Mereka berjalan menyusuri pantai sambil membawa sekeranjang ikan sebagai bekal. Nabi Musa bertekad tidak akan berhenti sampai tiba di pertemuan dua lautan itu. Ketika sampai di tempat yang dituju, sungguh aneh, ikan – ikan di dalam keranjang melompat ke laut. Setelah berjalan jauh, Nabi Musa lapar. Ia minta bekal ikan mereka. Muridnya lalu menjelaskan bahwa ikan – ikan tadi sudah melompat ke laut.

“Itu tempat yang kita cari,” ujar Nabi Musa. Mereka kembali ke tempat ikan – ikan tadi melompat ke laut. Di sana mereka bertemu Nabi Khidir.
“Bolehkah aku mengikutimu dan berguru kepadamu?” Tanya Nabi Musa.
Nabi Khidir menjawab, “Baiklah, tetapi engkau jangan bertanya tentang apa yang akan aku lakukan sebelum aku menerangkannya kepadamu.”
Nabi Musa menyanggupi permintaan tersebut.

Ketika berjalan, mereka menemukan sebuah perahu. Nabi Khidir mengajak Nabi Musa menaiki perahu itu. Tiba – tiba Nabi Khidir melubangi perahu. Nabi Musa heran dan bertanya kepada Nabi Khidir, tetapi tidak dijawab. Begitu pula ketika mereka bertemu seorang anak, Nabi Khidir membunuh anak itu. Nabi Musa sangat kaget dan bertanya. Namun, Nabi Khidir belum mau menjelaskannya.

Mereka tiba di sebuah negeri yang penduduknya tidak mau menjamu mereka. Mereka menjumpai rumah yang hampir roboh. Nabi Khidir memperbaiki rumah itu hingga berdiri tegak kembali. Nabi Musa kembali bertanya tentang perbuatan tersebut. Namun Nabi Khidir tetap diam.

Tibalah saatnya mereka berpisah, Nabi khidir menjelaskan apa yang telah dilakukannya.
“Perahu yang aku lubangi itu milik para nelayan miskin. Perahu itu akan dirampas seorang raja. Agar mereka selamat, perahu itu kurusak supaya tidak digunakan,” kata Nabi Khidir.
Kemudian Nabi Khidir menjelaskan kenapa dia membunuh seorang anak. Dia mengatakan anak itu orang tuanya beriman,tetapi si anak kelak akan menjadi anak yang durhaka, “Aku khawatir ia akan menyebabkan orang tuanya sesat dan tidak menyembah Allah,” kata Nabi Khidir.

Nabi Khidir lalu menjelaskan alasannya memperbaiki rumah yang hampir roboh, “Rumah itu milik dua anak yatim piatu,” kata Nabi Khidir. Di bawah rumah itu terpendam harta peninggalan orang tua mereka. Allah berkehendak agar kedua anak itu kelak mengeluarkan harta peninggalan tersebut. 

Setelah selesai memberi penjelasan, Nabi Khidir meninggalkan Nabi Musa yang masih terdiam merenung.