Rasulullah
berkata ”Aku adalah Kota Ilmu, sedangkan Ali
bin Abi Thalib adalah gerbangnya”.
Kita
sudah banyak mendengar,kehebatan dan kecerdasan Ali bin Abi Thalib, sampai
Rasulullah memberikan Julukan kepada Sayyidina Ali sebagai Pintu
Ilmu (babul ’ilmi).
Kita
bisa melihat sisi kelebihan dari Ali bin Abi Thalib, pemuda pemberani ini. Ali adalah lelaki istimewa, masuk
dalam assabiquunal awwaluun (golongan pertama yang masuk Islam) dengan usia
termuda. Soal keberanian, jangan pernah menyangsikan lelaki satu ini. Perang
badar yang diikuti oleh seluruh manusia pemberani didikan Rasul, terselip satu
lelaki muda yang dengan gagahnya maju ke depan ketika seorang pemuka dan ahli
perang kaum kafir menantang untuk
berduel. Meski awalnya dilecehkan karena dianggap masih kecil, namun Ali dengan
kehebatannya mampu mengalahkan musuh duelnya itu. Tidak sampai disitu, yang
membuat Rasulullah tak bisa melupakannya adalah jasa besar dan keberanian Ali
menggantikan Rasul tidur di pembaringannya saat Rasulullah ditemani Abu Bakar
menyelinap ke luar saat hijrah.
Padahal resikonya adalah mati terpenggal oleh balatentara kafir yang telah
mengepungnya.
Ketinggian
ilmu Ali bi Abi Thalib ini sungguh luar biasa. Salah satu keunggulan Ali bin
Abi Thalib adalah luasnya pengetahuannya terhadap ayat-ayat Allah. Wajar saja,
karena sejak usia 10 tahun, hatinya telah dipenuhi oleh keindahan Al Qur`an,
keagungan dan rahasia-rahasianya. Disamping itu Ali menyaksikan turunnya ayat
demi ayat secara langsung. Maka pantaslah jika dia berkata:
“Tanyailah
aku, tanyailah aku, tanyailah aku tentang Kitab Allah sekehendak hatimu. Demi
Allah, aku lebih tahu tentang ayat-ayat-Nya, baik yang diturunkan di waktu
malam maupun di waktu siang.”
Hasan
al Basri pernah berkomentar tentang pengetahuan Ali bin Abi Thalib soal
ayat-ayat al-Qur`an: “Dia (Ali bin Abi Thalib) telah mencurahkan tekad dan ilmu
serta amalnya kepada al-Qur`an. Baginya al-Qur`an ibarat kebun-kebun yang indah
dan tanda-tanda yang jelas.”
Ketinggian
ilmu Ali bi Abi Thalib ini sungguh luar biasa. Salah satu keunggulan Ali bin
Abi Thalib adalah luasnya pengetahuannya terhadap ayat-ayat Allah. Wajar saja,
karena sejak usia 10 tahun, hatinya telah dipenuhi oleh keindahan Al Qur`an,
keagungan dan rahasia-rahasianya. Disamping itu Ali menyaksikan turunnya ayat
demi ayat secara langsung. Maka pantaslah jika dia berkata:
“Tanyailah
aku, tanyailah aku, tanyailah aku tentang Kitab Allah sekehendak hatimu. Demi
Allah, aku lebih tahu tentang ayat-ayat-Nya, baik yang diturunkan di waktu
malam maupun di waktu siang.”
Pernyataan
Rasulullah ini menimbulkan perasaan iri kaum Khawarij terhadap Sayyidina Ali,
Dikisahkan mereka menguji Sayyidina Ali.
Sayyidina
Ali akan diajukan pertanyaan yang sama oleh 10 orang dari mereka. Tapi Ali
harus menjawab dengan 10 jawaban yang berbeda.
Mereka
bertanya : ”Wahai Ali, Istimewa manakah
antara Ilmu dan Harta?
Dan
Ali menjawab kepada :
Orang
pertama : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu adalah warisan para
nabi, Sedangkan harta adalah warisan Qorun, Haman dan Fir’aun.
Orang
kedua : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu selalu menjagamu,
Sedangkan engkau harus menjaga harta milikmu.
Orang
ketiga : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu banyak teman,
Sedangkan orang berharta banyak musuhnya.
Orang
keempat : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab ilmu bila di infaqkan
semakin bertambah, Sedangkan harta bila diinfaqkan semakin berkurang.
Orang
kelima : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu dipanggil
dengan sebutan mulia, Sedangkan orang berharta dipanggil dengan sebutan hina.
Orang
keenam : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu tidak perlu dijaga,
Sedangkan harta minta dijaga.
Orang
ketujuh : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu dihari
akhirat dapat memberi syafaat, Sedangkan orang berharta dihari kiamat dihisab
dengan berat.
Orang
kedelapan: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu bila dibiarkan saja
tidak akan pernah rusak, Sedangkan harta bila dibiarkan pasti berkurang (bahkan
habis dimakan)
Orang
kesembilan: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu memberikan penerang
didalam hati, Sedangkan harta dapat membuat kerusakan didalam hati (seperti
timbulnya sifat takabur, pamer,ingkar).
Orang
kesepuluh: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu bersikap
lemah lembut dan selalu berbakti kepada Allah, Sedangkan orang berharta,
seringkali takabur dan ingkar kepada Allah.
Atas
jawaban tersebut Kaum Khawarij mengakui kealiman Sayyidina Ali dan mengakui
kebenaran Sabda rasulullah.
Dan
merekapun tunduk patuh pada Sayyidina Ali.