Sabtu, 23 Mei 2015

TUGAS KE-3 : AKUNTANSI INTERNASIONAL (KASUS 8-1)

Kasus 8-1
Sinopec Shanghai Petrochemical Company Limited

Terletak di distrik Jinshan di shanghai, SINOPEC Shanghai Petrochemical Company Limited (SPC) adalaha salah satu perusahaan petrokimia terbesar di cina, dengan produksi dan operasi produk minyak bumi, petrokimia, serat sintetis dan plastik yang terintegrasi. SPC memproduki lebih dari 60 produk yang berbeda dalam empat kategori. Pada akhir tahun 2002, SPC memiliki total aktiva sebesar RMB26,6 miliar dan 32.000 orang karyawan. Dengan merek dagang terdaftar “Sen Ren Pai”. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh cina dan di banyak negara lainnya. Pada bulan juni 1993, saham SPC tercatat pada byrsa efek Shanghai, bursa efek Hongkong dan Bursa efek NewYork.

Anda adalah seorang analis surat berharga ekuitas dan telah diminta untuk menyiapkan sebuah laporan riset atas SPC. Analisis strategi bisnis yang anda lakukan menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan dan kinerja keuangan SPC dapat dipertahankan. Namun demikian meskipun hasil analisis kualitataif anda menunjukan hasil yang menjanjikan, anda memerhatikan bahwa analisis keuangan anda akan sukar dilakukan karena masalah kualitas akuntansi dan audit serta ketidakpahaman anda dengan standar akuntansi cina.
Anda memulai analisis anda dengan mencoba memahami prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan SPC tahun 2002. Anda disarankan bahwa perusahaan menyatakan bahwa laporan keuangannya sesuai dengan standar IASB, namun kemudian anda menyadari bahwa bagaimana standar ini diterapkan adalah hal yang sama pentingnya dengan standar itu sendiri.

  1. Periksalah sejauh mungkin ruang lingkup kesesuaian prinsip akuntansi.
  2. Seberapa andalkah penilaian anda?
  3. Informasi lebih lanjut seperti apakah yang akan membantu penilaian anda?
  4. Apakah laporan auditor yang disajikan pada lampiran 8-1 memberikan informasi yang bermanfaat dalam penilaian anda? Jelaskan.

Jumat, 22 Mei 2015

BAB IX PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN

A.    Pembuatan Model Usaha
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Alat Perencanaan
Suatu sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah analis WOST-UP. Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat dijalankan.

B.     Penganggaran Modal
Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu biaya perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Adaptasi oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran yaitu:
  • Menentukan pengembalian yang relevan untu investasi multinasional.
  • Mengukur ekspektasi arus kas
  • Menghitung biaya modal perusahaan multinasional


Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategis. Sudut Pandang Hasil Keuangan Pengembalian dari dua sudut pandangf ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal :
  • Pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal
  • Biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan
  • Perbedaan laju inflasi nasional
  • Perubahan kurs valuta asing
  • Perbedaan pajak


C.    Mengukur Ekspektasi Pengambilan
Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban operasi dan pajak lokal juga sama-sama diramalkan.

Biaya Modal Multinasional
Jika investasi luar negeri dievaluasi menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengambilan yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima.

D.    Sistem Informasi Manajemen
Penyusunan sistem informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan.

Isu Yang Berkaitan Dengan Sistem
Keberhasilan yang dicapai bergantung pada kesesuaian rancangan sistem dengan strategi perusahaan. Tiga strategi tekhnologi informasi global :
  • Penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi
  • Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah
  • Penyebaran yang tinggi dengan sentralisasi yang tinggi


Masalah Informasi
Masalah informasi utama adalah pertanyaan mengenai translasi. Dalam mengevaluasi operasi para manajer AS lebih menyukai laporan yang disajikan dalam dolar AS. Dengan demikian laporan dari operasi luar negeri perusahaan multinasional AS umumnya ditranslasikan kedalam nilai equivalen dolar agar para manajer kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.

E.     Informasi Manajemen Dan Hiperinflasi
Dalam lingkungan inflasi tinggi , laporan keuangan yang disusun sesuai dengan FAS 52 cenderung menimbulkan destorsi realitas melalui :
  • Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
  • Melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk di interprestasikan
  • Mendistorsikan perbandingan kinerja antarwaktu.


Isu-Isu Dalam Pengendalian Keuangan
Sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melelui :
  • Komunikasi tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
  • Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
  • Mengawasi kinerja
  • Mengkomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada pihak yang bertanggung jawab


F.     Sistem Pengendalian Domestik Versus Multinasional
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestik. Bagian sistem yang umumnya dikirim keluar yang meliputi kontrol keuangan anggaran serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi domestik.

Penganggaran Operasional
Keuntungan dan kerugian translasi dari mata uang asing tidak dipertimbangkan pada saat operasi dievaluasi dalam mata uang lokal. Kurs yang sebanding dapat digunakan untuk melacak kinerja relatif terhadap anggaran. Jika kombinasi kurs yang berbeda digunakan untuk menyusun anggaran dan untuk melacak kinerja, hal ini akan menimbulkan perbedaan alokasi tanggung jawab terhadap perubahan kurs dan menyebabkan kemungkinan respons manajemen yang berbeda. Beberapa kemungkinan sebagai berikut :
  • Anggaran dan pelacakan kinerja berdasarkan kurs spot awal
  • Anggaran pada kurs akhir dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan
  • Penganggaran berdasarkan kurs awal dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan
  • Anggaran dan pelacakan kinerja menggunakan proyeksi kurs
  • Anggaran berdasarkan kurs proyeksi dan pelacakan berdasarkan kurs penutupan


Penentun Biaya Strategis
Konsep penentuan biaya strategis yang diperkenalkan oleh jepang adalah penentuan biaya perilaku. Dalam penentuan biaya proses, overhead diterapkan terhadap barang atau jasa rutin dengan menggunakan suatu tarif penerapan overhead. Dari sudut pandang akuntansi biaya tradisional, overhead manufaktr dialokasikan terhadap produk menurut dasar sebab-akibat.
Konsistensi

Hasil penelitian menunjukan bahwa tujuan utama evaluasi kinerja adalah untuk memastikan profitabilitas. Namun terdapat potensi untuk terjadinya konflik apabila sistem evaluasi kinerja tidak sesuai dengan sifat khusus operasi luar negeri yang mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari laba jangka pendek. Penekanan pada profitabilitas dan efesiensi jangka pendek dalam mengalihkan perhatian dari strategi perusahaan dan manufaktur yang penting dan meniadakan karyawan perusahaan.

Kriteria Kinerja
Dalam sebuah studi evaluasi oleh Business Internasional sebelumnya,baik MNC dari AS dan non AS yang diteliti menyatakan bahwa kriteria keuangan paling pentingyang digunakan untuk mengevaluasi kinerja unit-unit luar negeri adalah laba yang dianggarkan versus laba aktual, baru diikuti oleh ROI. Yang dianggap paling penting adalah penjualan yang dianggarkan versus penjualan aktual, pengembalian atas penjualan, pengembalian atas aktiva, pengembalian atas investasi yang dianggarkan versua aktual dan arus kas operasi.

G.    Isu Pengukuran Dan Perubahan Harga Dalam Evaluasi
Perancang sitem evaluasi untuk operasi luar negeri juga harus menghadapi isu pengukuran akuntansi. Penyajian ulang akan mempengaruhi secara lansung pengukuran berbagai komponen ROI dan Statistik kinerja untuk evaluasi anggaran dan kinerja.

H.    Praktik Evaluasi Kinerja : ICI
ICI membagi ukuran kinerja dalam dua kategori yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Arus kas yang dihasilkan oleh produk dan ROI merupakan ukuran jangka panjang yang utama. Dengan ukuran arus kas, ICI berupaya untuk menentukan apakah suatu produk akan menghasilkan uangyang cukup untuk membayar penggantian pabrik, bagiannya untuk biaya perusahaan dan menghasilkan laba yang cukupuntuk menandai pertumbuhanyang realistis.

Pengaruh Mata Uang Asing
Pengaruh ekonomi yang ditumbuhkan oleh perubahan kurs terhadap kinerja dapat lebih besar daripada yang terlihat melalui ukuran akuntansi saja. Untuk dapat menganalisis dengan lebih lengkap pengaruh inflasi dan volatilitas mata uang dan memperkuat kemampuan untuk bereaksi, perusahaan perlu untuk melakukan analisis porsi pasar kompetitif dan pengaruh perubahan mata uang terhadap biaya dan pendapatan dan terhadap persaingan.

Standar Kinerja
Suatu perusahaan mungkin telah memiliki beberapa standar dalam lingkungan perusahaan, seperti tingkat ROI minimum yang diminta yang berlaku untuk anak perusahaan sendiri atau untuk lini produk, atau perusahan dapat menentukan tingkat ROI berbeda atau acuan lain untuk anak perushaanatau lini produk yang berbeda. Standar ini dapat disatukan ke dalam anggaran dan kemudian dapat dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Kinerja juga dapat diukur antarwaktu. Perusahaan dapat menetapkan peningkatan resmi dalam rasio tertentu atau laba. Kinerja masa lalu biasanya signifikan digunakan untuk membuat anggaran periode berikutnya. Akhirnya perusahaan dapat membandingkan kinerja luar negerinya sendiri dengan kinerja para pesaing atau membandingkan satu unitnya sendiri dengan unit yang lain.

Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting, Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

BAB VIII ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

PELUANG DAN TANTANGAN DALAM ANALISIS LINTAS BATAS
Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha. Perbedaan ini berarti alat-alat analisis yang sangat efektif di satu wilayah menjadi kurang efektif diwilayah lain. Para analisis juga sering menghadapi tantangan besar untuk memperoleh informasi yang kredibel. Di kebanyakna pasar berkembang, para analisis keuangan sering memiliki tingkat keyakinan atau keandalan yang terbatas.

Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyaknya kontrakdiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia. Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis pelaporan keuangan. Analisis ini memberi pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analisis untuk membuat peramalan yang realitis.

Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam tekologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor, dan kegiatan perdangan yang meningkat masih terus berlanjut. Secara bersama-sama kekuatan ini memberikan insentif bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan eksternal mereka.

Globalisasi dan perbaikan dalam akuntansi dan pengungkapan internasional yang masih berlanjut mengaburkan perbedaan antara analisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah.

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS AKUNTANSI

BAB VII HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERBEDAAN HARMONISASI DAN STANDARISASI YANG BERLAKU DALAM STANDAR AKUNTANSI
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktek akuntansi dengan menentukan batasan – batasan seberapa besar praktek – praktek tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparatibilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai Negara.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.

Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel (luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.

PRO DAN KONTRA HARMONISASI STANDARISASI INTERNASIONAL

Selasa, 21 April 2015

TUGAS KE-2 : AKUNTANSI INTERNASIONAL (KASUS 6-2)

Kasus 6-2
Mengatur Investasi Lepas Pantai (Offshore): Mata Uang Siapa

Berdasarkan argumen-argumen yang ada, menurut Anda apa yang harus menjadi mata uang fungsional dalam kasus ini ?

Yaitu Euro, jika mata uang fungsionalnya adalah euro, tidak ada laba atau rugi yang terealisasi. Namun, translasi ke dolar menyebabkan kerugian mata uang sebesar $1.030.000, yang hanya akan dicapai ketika jumlahnya dikembalikan ke Amerika Serikat. Hal ini dapat disamakan dengan pembelian saham yang kemudian harganya jatuh. Jika dolar AS merupakan mata uang fungsional, transaksinya akan berakhir dengan kerugian terealisasi sebesar $1.030.000. hal ini tidak masuk akal menurut pandangan arus kas manapun; sebenarnya, hal ini menggaris bawahi bahwa dengan tujuan mereka pengaruh pada laba-rugi yang dilaporkan dengan menggunakan dolar AS sebagai mata uang fungsional sangat tidak masuk akal.
FAS No. 52 menegaskan mata uang fungsional dari sebuat entitas sebagai mata uang dari lingkungan ekonomi utama di aman entitas tersebut beroperasi. Anggaplah yayasan tersebut digunakan di Matla dan sebagai sebuah entitas terpisah, meminjam dana dari induk perusahaannya di AS, penggunaan mata uang setempat akan terjadi dengna sendirinya. Jika hakikatnya adalah untuk menang atas bentuk, seseorang harus menyimpulkan bahwa euro harus tetap digunakan.

Senin, 20 April 2015

BAB VI PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga (changing princes), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.

1.   LAPORAN KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :

BAB V TRANSLASI MATA UANG ASING (BAGIAN I DAN II)

1.     Perbedaan Translasi dan Konversi Antar Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.

2.    Istilah Dalam Translasi Mata Uang Asing
Istilah dalam transaksi mata uang asing, sebagai berikut:
  • Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
  • Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
  • Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
  • Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
  • Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
  • Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
  • Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
  • Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
  • Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.

BAB IV PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

1.      Perkembangan Pengungkapan
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan faktor-faktor lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju.
Perbedaan pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan keuangan perusahaan. Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.

2.      Pengungkapan Sukarela
Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut biaya transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analisis keuangan dan investor. meningkatkan likuiditas dan biaya modal yang lebih rendah. Laporan yang paling terkini menyokong pandangan bahwa perusahaan bias mencapai keuntungan dalam pasar modal dengan mempertinggi pengungkapan mereka secara sukarela.
Investor diseluruh dunia menurut informasi yang mendetail dan berkala, tingkat pengungkapan sukarela meningkatakan Negara dengan pasar  yang telah maju dan baru muncul. Dalam sebuah karya ilmiah klasik, penulis berpendapat bahwa komunikasi manajer dengan investor tidak sempurna ketika:
·        Manajer memiliki informasi kuat tentang perusahaan mereka
·        Insentif manajer tidak sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham
·        Peraturan akuntansi dan audit tidak sempurna.
Bukti-bukti kuat mengindikasikan bahwa manajer perusahaan sering memiliki insentif yang besar untuk

Kamis, 19 Maret 2015

TUGAS KE-1 : AKUNTANSI INTERNASIONAL (KASUS 2-1)

Kasus 2-1
Apakah Klasifikasi Akuntansi telah Ketinggalan Zaman?

1. Apakah anda setuju dengan pendapat yang dikemukan Cairn bahwa klasifikasi akuntansi terlalu sederhana dan kurang relevan dalam dunia saat ini? Apakah usaha-usaha untuk mengklasifikasi akuntansi tidak bermanfaat dan ketinggalan zaman? Mengapa dan mengapa tidak?

Saya kurang setuju dengan pendapat Cairn bahwa akuntansi terlalu sederhana dan kurang relevan saat ini. Menurut saya, akuntansi didunia ini sudah sangat berkembang. Klasifikasi sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu sistem mempunyai kesamaan dan perbedaan. Dengan adanya perbandingkan prinsip akuntansi antarnegara sudah dapat mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan pada setiap perubahan lingkungan bisnis antarnegara dengan cakupan yang lebih luas.

2. Beberapa pengamat berpendapat bahwa pelaporan keuangan menjadi semakin mirip dengan dikalangan perusahaan "kelas dunia" - perusahan-perusahaan multinasional terbesar didunia -dan khususnya yang mencatatkan sahamnya dibursa efek utama seperti London, New York, Tokyo. Apakah relevansinya pendapat ini terhadap klasifikasi akuntansi dan apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini?

Menurut pendapat saya, hal diatas kurang relevan karena perusahaan multinasional semakin menyesuaikan laporan keuangan mereka untuk pengguna di seluruh dunia sebagai sarana informasi. Jadi harus dibedakan antara tingkat domestik dengan tingkat internasional. Faktor penyebab yang paling berpengaruh adalah kemajuan teknologi dalam mengakses informasi tersebut secara cepat dan tingkat perkembangan ekonomi didalam suatu negara tersebut.

Rabu, 18 Maret 2015

BAB III AKUNTANSI KOMPARATIF (BAGIAN I DAN II)

AKUNTANSI KOMPARATIF I

Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dengan demikian standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar. Namun praktik sebenarnya mungkin berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Terdapat empat alasan untuk menjelaskan hal ini :
  1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif.
  2. Secara sukarela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyakdaripada yang diharuskan.
  3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik.
  4. Dibeberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

Auditing berhubungan parallel dengan jenis sistem hukum dan peranan serta tujuan pelaporan keuangan. Profesi auditing cenderung untuk dapat mengatur sendiri di negara-negara yang menganut penyajian wajar. Auditor juga lebih dapat melakukan pertimbangan apabila tujuan audit adalah untuk melakukan atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Di negara tersebut tujuan utama audit adalah untuk memastikan bahwa catatan dan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum.

Tren pelaporan keuangan saat ini

BAB II PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Dewasa ini perkembangan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagai berikut :
  • Sumber pendanaan
Pada negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Sedangkan dalam Negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
  • Sistem hukum
Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hokum kode (sipil) dan hokum umum (kasus). Hokum kode diambil dari hokum Romawi dan kode napoleon. Di Negara-negara yang menerapkan hokum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hokum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta.
  • Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
  • Ikatan politik dan ekonomi
Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh sistem pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman pada saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat PD II.
  • Inflasi

BAB I PENGERTIAN DAN LINGKUP AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Pengertian Akuntansi Internasonal

Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk antar negara, pembandingan prisip-prinsip akuntansi di negara - negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

Perbedaan akuntansi internasional dengan akuntansi lain terdapat pada
  • Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinasional company – MNC).
  • Operasi transaksi melintasi batas – batas negara.
  • Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan.

Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan.
  1. Sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada kecenderungan untuk melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari sudut pandang negara asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius.
  2. Kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
  3. Persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang diulas dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.

Perbedaan yang timbul disebabkan oleh:

Rabu, 07 Januari 2015

JURNAL SKRIPSI

1.    Judul : PENGGUNAAN LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUKAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008)

2.    Pengarang : FITRIA WAHYUNINGTYAS

ABSTRACT
This study aimed to test the effect of earnings and cash flow to predict the probability of financial distress in the entire company except banking industry.
This study uses secondary data obtained from company financial reports from the year 2005 until the year 2008 are listed in Indonesia Stock Exchange. Data on the years 2005, 2006, and 2007 is used to predict financial distress at one year after, it is on the 2006, 2007, and 2008. Data were analyzed with logistic regression models.
The results of this study show that income has a significant influence in predicting  financial  distress  that occurred in all non-bank  companies.  This study failed to demonstrate the influence of income in predicting financial distress that occurred in all non-bank companies.
Keywords: financial distress, profits, cash flow.

ABSTRAK

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menguji  pengaruh  laba  dan  arus  kas  terhadap prediksi  probabilitas  kondisi  financial  distress  pada  seluruh  perusahaan  kecuali industri perbankan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data pada tahun 2005, 2006, dan 2007 digunakan untuk memprediksikan kondisi financial distress pada 1 tahun setelahnya yaitu tahun 2006,
2007, dan 2008. Data tersebut dianalisis dengan model regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan   bank.   Penelitian   ini   gagal   untuk   membuktikan   pengaruh   laba   dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan bank.
Kata kunci:  financial distress, laba, arus kas. 

3.    Rumusan masalah

Selasa, 06 Januari 2015

MANAJEMEN LABA

Pengertian Manajemen Laba

 Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua:
Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management).

Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.

Pengertian Manajemen Laba menurut ahli

    Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).

    Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000)