1. Judul : PENGGUNAAN LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUKAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008)
2. Pengarang : FITRIA WAHYUNINGTYAS
ABSTRACT
This study aimed to test the effect of earnings and cash flow to predict the probability of financial distress in the entire company except banking industry.
This study uses secondary data obtained from company financial reports from the year 2005 until the year 2008 are listed in Indonesia Stock Exchange. Data on the years 2005, 2006, and 2007 is used to predict financial distress at one year after, it is on the 2006, 2007, and 2008. Data were analyzed with logistic regression models.
The results of this study show that income has a significant influence in predicting financial distress that occurred in all non-bank companies. This study failed to demonstrate the influence of income in predicting financial distress that occurred in all non-bank companies.
Keywords: financial distress, profits, cash flow.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba dan arus kas terhadap prediksi probabilitas kondisi financial distress pada seluruh perusahaan kecuali industri perbankan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data pada tahun 2005, 2006, dan 2007 digunakan untuk memprediksikan kondisi financial distress pada 1 tahun setelahnya yaitu tahun 2006,
2007, dan 2008. Data tersebut dianalisis dengan model regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan bank. Penelitian ini gagal untuk membuktikan pengaruh laba dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan bank.
Kata kunci: financial distress, laba, arus kas.
3. Rumusan masalah
1. Apakah laba dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008?
2. Apakah arus kas dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008?
4. Objek Penelitian
Untuk memberikan data-data yang relevan mengenai kinerja perusahaan, maka laporan keuangan merupakan salah satu prediksi yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan. Kondisi financial distress merupakan salah satu kondisi dimana suatu perusahaan dapat dikategorikan dalam kondisi yang mengalami tekanan dalam hal keuangannya. Jika perusahaan dalam jangka waktu yang lama banyak mengalami financial distress, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada di batas kebangkrutan. Sebagaimana berdasarkan tujuan penelitian ini, maka pengujian terhadap terjadinya kondisi financial distress akan dibuktikan dipengaruhi oleh rasio laba dan arus kas yang dimiliki oleh perusahaan.
Jumlah perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi yang diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian tahun 2005-2008. Sebagaimana sejalan dengan tujuan penelitian ini, maka dari seluruh sampel terlebih dahulu diteliti apakah perusahaan mengalami kondisi financial distress atau tidak. Total data sebanyak 264 dari penelitian tahun 2005 hingga 2007 untuk memprediksikan financial distress tahun 2006 – 2008.
Selanjutnya akan ditinjau pula terhadap rasio dari laba sebelum pajak terhadap total aset dan rasio dari arus kas terhadap total aset. Kedua variabel tersebut digunakan sebagai prediktor dan selanjutnya akan diuji apakah kondisi keuangan tersebut akan mempengaruhi kondisi financial distress yang terjadi. Penelitian ini akan melihat kondisi financial distress yang terjadi pada tahun 2006 hingga tahun 2008.
5. Variabel dan definisi operasional variabel
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu financial distress. Sedangkan variabel bebas yang digunakan yaitu laba dan arus kas.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Laba
Laba adalah selisih lebih antara pendapatan dengan beban. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak/earning before tax (EBT) pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam perhitungannya menggunakan rasio laba terhadap total aset yaitu laba sebelum pajak dibagi dengan total aset. Tahun yang digunakan yaitu tahun 2005-2007 untuk dilihat prediksi financial distress pada tahun selanjutnya.
Arus kas
Arus kas adalah laporan penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode waktu tertentu. Arus kas diambil dari angka arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam perhitungannya menggunakan rasio arus kas terhadap total aset yaitu arus kas dibagi dengan total aset. Tahun yang digunakan yaitu tahun 2005-2007 untuk dilihat prediksi financial distress pada tahun selanjutnya.
Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitas keuangan. Penelitian ini menggunakan definisi dari Classens et. al (1999) dalam Wardhani (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan yaitu perusahaan yang memiliki interest coverage ratio (rasio laba usaha terhadap biaya bunga) kurang dari 1 (satu). Nilai 1 (satu) untuk perusahaan yang mengalami kondisi financial distress dan nilai 0 (nol) untuk perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress. Dalam perhitungannya menggunakan kondisi financial distress pada tahun 2006-2008.
6. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa laporan publikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2008 yang telah didokumentasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang didapatkan melalui internet, yaitu www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam laporan keuangan tersebut yaitu: laba usaha, beban bunga, nilai asset, total laba/rugi, dan kenaikan (penurunan) bersih kas atau setara kas.
7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan tahapan penelitian pendahuluan, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, bacaan lain atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran pengolahan data.
Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang digunakan dengan mengunakan bahan-bahan tertulis atau data yang dibuat oleh pihak lain. Data tersebut antara lain:
1. Daftar nama seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2005-2008 yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
2. Data laporan keuangan auditan masing-masing perusahaan periode tahun 2005-2008 yang diperoleh melalui www.idx.co.id.
8. Metode Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression) yaitu peneliti ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengkategorikan variabel terikatnya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu financial distress dan non financial distress. Selain itu, alat analisis lain yang digunakan adalah statistik deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan alat bantu berupa software komputer program SPSS.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tentang gambaran variabel- variabel yang ada dalam penelitian. Dengan statistik deskriptif tersebut dapat diperoleh informasi yaitu: mean atau rata-rata, standar deviasi, maximum atau nilai tertinggi pada data, dan minimum atau nilai terendah pada data.
3.5.2 Uji Hipotesis
Dalam menguji hipotesis dengan menggunakan logistic regression dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ghozali, 2005):
a. Menilai Model Regresi
Logistic regression adalah model regresi yang telah mengalami modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu penentuan signifikansinya secarta statistik berbeda.
Dalam model regresi berganda, kesesuaian model (Goodness of Fit) dapat dilihat dari R2 ataupun F-Test. Untuk menilai Model Fit ditunjukkan dengan Log Likelihood Value (nilai –2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai –2LL pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai –2LL. Sedangkan, pada saat block number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai –2LL block number = 0 lebih besar dari nilai –2LL block number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.
b. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald Statistik dan nilai probabilitas (Sig) dengan cara nilai Wald Statistik dibandingkan dengan Chi-Square tabel, sedangkan nilai probabilitas (Sig) dibandingkan dengan tingkat signifikansi ( ). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan pada tingkat signifikansi ( ) 5%, dengan kriteria:
1. Ho tidak dapat ditolak apabila Wald hitung < Chi-Square Tabel, dan nilai Asymptotic Significance > tingkat signifikansi ( ). Hal ini berarti H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas terpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.
2. Ho ditolak apabila Wald hitung > Chi-Square tabel, dan nilai Asymptotic
Significance < tingkat signifikansi ( ). Hal ini berarti H alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.
c. Estimasi parameter dan Interpretasinya
Estimasi maksimum likehood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Sedangkan untuk perhitungan logistic regression dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Ln p b0 b1EBT1 b2CF 2 bkXk
1 p
Keterangan:
EBT : Laba sebelum pajak
CF : Arus kas
9. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Informasi nilai laba memiliki kemampuan dalam memprediksi kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yang signifikan dalam uji regresi logistik yaitu 0,000. Tanda negatif pada koefisien EBT memberikan pengertian bahwa peningkatan rasio EBT akan cenderung menurunkan kemungkinan terjadinya kondisi financial distress.
b. Informasi nilai arus kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini dilihat dari nilai uji regresi logistik sebesar 0,938 yang mengartikan bahwa informasi arus kas tidak memiliki kemampuan dalam memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
c. Laba memiliki predictive value yang lebih besar dari pada arus kas dalam memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.