Rabu, 07 Januari 2015

JURNAL SKRIPSI

1.    Judul : PENGGUNAAN LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUKAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008)

2.    Pengarang : FITRIA WAHYUNINGTYAS

ABSTRACT
This study aimed to test the effect of earnings and cash flow to predict the probability of financial distress in the entire company except banking industry.
This study uses secondary data obtained from company financial reports from the year 2005 until the year 2008 are listed in Indonesia Stock Exchange. Data on the years 2005, 2006, and 2007 is used to predict financial distress at one year after, it is on the 2006, 2007, and 2008. Data were analyzed with logistic regression models.
The results of this study show that income has a significant influence in predicting  financial  distress  that occurred in all non-bank  companies.  This study failed to demonstrate the influence of income in predicting financial distress that occurred in all non-bank companies.
Keywords: financial distress, profits, cash flow.

ABSTRAK

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menguji  pengaruh  laba  dan  arus  kas  terhadap prediksi  probabilitas  kondisi  financial  distress  pada  seluruh  perusahaan  kecuali industri perbankan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data pada tahun 2005, 2006, dan 2007 digunakan untuk memprediksikan kondisi financial distress pada 1 tahun setelahnya yaitu tahun 2006,
2007, dan 2008. Data tersebut dianalisis dengan model regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan   bank.   Penelitian   ini   gagal   untuk   membuktikan   pengaruh   laba   dalam memprediksi kondisi financial distress yang terjadi pada seluruh perusahaan bukan bank.
Kata kunci:  financial distress, laba, arus kas. 

3.    Rumusan masalah

1. Apakah laba dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008?
2. Apakah  arus  kas  dapat  digunakan  untuk  memprediksi  kondisi  financial distress pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008?

4.    Objek Penelitian
Untuk  memberikan  data-data  yang  relevan  mengenai  kinerja  perusahaan, maka laporan keuangan merupakan salah satu prediksi yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan. Kondisi financial distress merupakan salah satu kondisi dimana suatu perusahaan dapat dikategorikan dalam kondisi  yang  mengalami  tekanan  dalam  hal  keuangannya.  Jika  perusahaan  dalam jangka waktu yang lama banyak mengalami financial distress, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada di batas kebangkrutan.  Sebagaimana  berdasarkan  tujuan penelitian  ini, maka pengujian  terhadap  terjadinya  kondisi  financial  distress  akan dibuktikan dipengaruhi oleh rasio laba dan arus kas yang dimiliki oleh perusahaan.
Jumlah perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi yang diperoleh  dari  perusahaan  yang  terdaftar  di  BEI  dengan  periode  penelitian  tahun 2005-2008.  Sebagaimana  sejalan  dengan  tujuan  penelitian  ini,  maka  dari  seluruh sampel  terlebih  dahulu  diteliti  apakah  perusahaan  mengalami  kondisi  financial distress atau tidak. Total data sebanyak 264 dari penelitian tahun 2005 hingga 2007 untuk memprediksikan financial distress tahun 2006 – 2008.
Selanjutnya akan ditinjau pula terhadap rasio dari laba sebelum pajak terhadap total  aset  dan  rasio  dari  arus  kas  terhadap  total  aset.  Kedua  variabel  tersebut digunakan  sebagai  prediktor  dan selanjutnya  akan  diuji  apakah  kondisi  keuangan tersebut akan mempengaruhi  kondisi financial distress  yang terjadi. Penelitian  ini akan melihat kondisi financial distress yang terjadi pada tahun 2006 hingga tahun 2008.

5.    Variabel dan definisi operasional variabel
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan  variabel terikat  yaitu financial distress. Sedangkan variabel bebas yang digunakan yaitu laba dan arus kas.


Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Laba
Laba  adalah  selisih  lebih  antara  pendapatan  dengan  beban.  Laba  yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak/earning before tax (EBT) pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam perhitungannya menggunakan rasio laba terhadap total aset yaitu laba sebelum pajak dibagi dengan total aset. Tahun yang digunakan yaitu tahun 2005-2007 untuk dilihat prediksi financial distress pada tahun selanjutnya.

Arus kas
Arus  kas  adalah  laporan  penerimaan  dan  pengeluaran  kas  dalam  periode waktu tertentu. Arus kas diambil dari angka arus kas yang disajikan dalam laporan keuangan  pada  seluruh  perusahaan  bukan  bank  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek Indonesia.  Dalam perhitungannya  menggunakan  rasio arus kas terhadap  total aset yaitu arus kas dibagi dengan total aset. Tahun yang digunakan yaitu tahun 2005-2007 untuk dilihat prediksi financial distress pada tahun selanjutnya.

Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitas keuangan. Penelitian ini menggunakan definisi dari Classens et. al (1999) dalam Wardhani (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan yaitu perusahaan yang memiliki interest coverage ratio (rasio laba usaha terhadap biaya bunga) kurang dari 1 (satu). Nilai 1 (satu) untuk perusahaan yang mengalami kondisi financial distress dan nilai 0 (nol) untuk perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress. Dalam perhitungannya menggunakan kondisi financial distress pada tahun 2006-2008.

6.    Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa laporan publikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan pada seluruh perusahaan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2008 yang telah didokumentasikan   dalam  Indonesian   Capital   Market   Directory   (ICMD).   Data tersebut diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang didapatkan melalui internet, yaitu www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam laporan keuangan tersebut yaitu: laba usaha, beban bunga, nilai asset, total laba/rugi, dan kenaikan (penurunan) bersih kas atau setara kas.

7.    Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan tahapan penelitian pendahuluan, yaitu melakukan  studi  kepustakaan  dengan  mempelajari  buku-buku,  bacaan  lain  atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran pengolahan data.
Tahapan selanjutnya     adalah penelitian     pokok     yang     digunakan     untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan untuk menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.
Metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang digunakan dengan mengunakan bahan-bahan tertulis atau data yang dibuat oleh pihak lain. Data tersebut antara lain:
1. Daftar  nama  seluruh  perusahaan  bukan  bank  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2005-2008 yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
2. Data laporan keuangan auditan masing-masing perusahaan periode tahun 2005-2008 yang diperoleh melalui  www.idx.co.id.

8.    Metode Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression) yaitu peneliti ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengkategorikan  variabel  terikatnya  ke dalam  kelompok-kelompok  tertentu,  yaitu financial  distress  dan  non  financial  distress.  Selain  itu,  alat  analisis  lain  yang digunakan  adalah  statistik  deskriptif.  Dalam  penelitian  ini  digunakan  alat  bantu berupa software komputer program SPSS.
3.5.1     Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tentang gambaran variabel- variabel  yang  ada  dalam  penelitian.  Dengan  statistik  deskriptif  tersebut  dapat diperoleh informasi yaitu: mean atau rata-rata, standar deviasi, maximum atau nilai tertinggi pada data, dan minimum atau nilai terendah pada data.
3.5.2     Uji Hipotesis
Dalam  menguji  hipotesis  dengan  menggunakan  logistic  regression  dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ghozali, 2005):
a.    Menilai Model Regresi
Logistic  regression  adalah  model  regresi  yang  telah  mengalami  modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau  berganda.   Oleh  karena  itu  penentuan   signifikansinya   secarta  statistik berbeda.
Dalam  model  regresi  berganda,  kesesuaian  model  (Goodness  of Fit) dapat dilihat dari R2 ataupun F-Test. Untuk menilai Model Fit ditunjukkan dengan Log Likelihood  Value (nilai –2LL),  yaitu dengan  cara membandingkan  antara nilai –2LL pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai –2LL. Sedangkan, pada saat block number = 1, dimana model  memasukkan  konstanta  dan  variabel  bebas.  Apabila  nilai  –2LL  block number = 0 lebih besar dari nilai –2LL block number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

b.    Menguji Koefisien Regresi
Pengujian  koefisien  regresi  dilakukan  untuk  menguji  seberapa  jauh  semua variabel  bebas  yang dimasukkan  dalam  model  mempunyai  pengaruh  terhadap variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald Statistik dan nilai probabilitas (Sig) dengan cara nilai Wald Statistik dibandingkan dengan Chi-Square tabel, sedangkan nilai probabilitas (Sig) dibandingkan dengan tingkat signifikansi ( ). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan pada tingkat signifikansi (  ) 5%, dengan kriteria:
1.   Ho tidak dapat ditolak apabila Wald hitung < Chi-Square Tabel, dan nilai Asymptotic Significance > tingkat signifikansi (  ). Hal ini berarti H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas terpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.
2.   Ho  ditolak  apabila  Wald  hitung  >  Chi-Square  tabel,  dan  nilai  Asymptotic
Significance < tingkat signifikansi (  ). Hal ini berarti H alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan  variabel bebas yang berpengaruh  terhadap variabel terikat diterima.
c.    Estimasi parameter dan Interpretasinya
Estimasi maksimum likehood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Sedangkan untuk perhitungan logistic regression dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
                              Ln       p        b0   b1EBT1  b2CF 2 bkXk
                                      1    p

Keterangan:

EBT     : Laba sebelum pajak
CF     : Arus kas

9.    Kesimpulan
Dari  hasil  analisis   data  dan  pembahasan   pada  bab  sebelumnya   dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Informasi   nilai  laba  memiliki   kemampuan   dalam   memprediksi   kondisi financial  distress  pada suatu perusahaan.  Hal ini ditunjukkan  dengan  nilai yang signifikan  dalam  uji regresi logistik  yaitu 0,000.  Tanda negatif pada koefisien EBT memberikan pengertian bahwa peningkatan rasio EBT akan cenderung menurunkan kemungkinan terjadinya kondisi financial distress.
b. Informasi  nilai  arus kas  tidak memiliki  pengaruh  yang  signifikan.  Hal  ini dilihat dari nilai uji regresi logistik sebesar 0,938 yang mengartikan bahwa informasi arus kas tidak memiliki kemampuan  dalam memprediksi  kondisi financial distress suatu perusahaan.
c. Laba memiliki predictive value yang lebih besar dari pada arus kas dalam memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.